Monday, January 16, 2017

Bentuk Siksaan Allah SWT Bagi Pezina

Dalam kitab Zabur tertulis, "Sesungguhnya para pezina itu akan digantung pada kemaluan mereka di neraka dan akan disiksa dengan cambuk besi...”
ALLAH SWT berfirman:

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. (Al-Isra’: 32)

Dan orang-orang yang tidak menyembah ilah yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipatgandakan adzab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu dalam keadaan terhina, kecuali siapa saja yang bertaubat. (Al-Furgan: 68-70)

Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman. (An-Nur: 2)

Para ulama berkata, “Ini adalah hukuman bagi pezina perempuan dan laki-laki yang masih bujang, belum menikah di dunia. Jika sudah menikah walaupun baru sekali seumur hidup, maka hukuman bagi keduanya adalah dirajam dengan bebatuan sampai mati. Demikian pula telah ternaskan dalam hadits dari Nabi bahwasanya jika hukuman qishash ini belum dilaksanakan bagi keduanya di dunia dan keduanya mati dalam keadaan tidak bertaubat dari dosa zina itu, niscaya keduanya akan diadzab di neraka dengan cambuk api.

Dalam kitab Zabur tertulis, “Sesungguhnya para pezina itu akan digantung pada kemaluan mereka di neraka dan akan disiksa dengan cambuk besi. Maka jika mereka melolong karena pedihnya cambukan, malaikat Zabaniyah berkata, ‘Ke mana suara ini ketika kamu tertawa-tawa, bersuka ria dan tidak merasa diawasi oleh Allah serta tidak malu kepada-Nya.’”

Rasulullah SAW bersabda:

“Tidaklah beriman seorang pezina itu ketika berzina. Tidaklah beriman seorang pencuri itu ketika mencuri. Tidaklah beriman seorang yang menenggak arak itu ketika menenggaknya. Dan tidaklah beriman orang yang merampas harta yang tinggi nilainya –karena orang-orang memandangnya– itu ketika merampasnya.” (Diriwayatkan Ahmad, Al Bukhari, Muslim, Abu Awanah, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah dari Abu Hurairah)

Beliau juga bersabda,

“Apabila seorang hamba berzina akan keluarlah iman darinya. Keimanan itu seperti payung yang ada di atasnya. Kemudian jika ia berhenti dari perbuatan itu maka imannya akan kembali kepadanya.” (Diriwayatkan Abu Dawud, Al-Hakim, Al-Baihaqi dari Abu Hurairah)

Beliau juga bersabda, “Barangsiapa berzina atau meminum arak niscaya Allah mencabut keimanan dari dirinya sebagaimana manusia melepaskan baju dari kepalanya.” (Hadist dhaif diriwayatkan Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ibnul Jauzi dari Abu Hurairah)

Juga, “Tiga orang yang tidak akan diajak berbicara oleh Allah pada hari kiamat dan tidak akan dilihat serta disucikan, pun bagi mereka adzab yang pedih; seorang tua yang berzina, raja yang pendusta, dan orang miskin yang congkak.” (Diriwayatkan Muslim, An-Nasa’i, dan Ibnu Mandah dari Abu Hurairah)

Abdullah bin Mas’ud ra berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah, ‘Apakah dosa yang paling besar di sisi Allah ta’ala?’ Beliau menjawab, ‘Yaitu kamu menjadikan sekutu bagi Allah padahal Dialah yang menciptakanmu.’ ‘Sungguh itu sangatlah besar. Lalu apa lagi?’ tanyaku kembali. Beliau menjawab, ‘Yaitu kamu membunuh anakmu karena takut kelak ia makan bersamamu.’ ‘Lalu apa lagi,’ tanyaku lagi. Beliau menjawab, ‘Yaitu kamu berzina dengan kekasih (maksudnya istri) tetanggamu.’ Maka Allah SWT menurunkan pembenaran dari sabda beliau dengan firman-Nya, “Dan orang-orang yang tidak menyembah ilah yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipatgandakan adzab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu dalam keadaan 
terhina, kecuali siapa saja yang bertaubat.” (Al-Furgan: 68-70) [Diriwayatkan Ahmad, An-Nasa’i, dan Ibnu Hibban dengan lafal ini. Dan diriwayatkan Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Ibnu Hibban, dan Ahmad, tanpa menyebut ayat ini]

Perhatikan, bagaimana Allah telah menyertakan penyebutan zina dengan istri tetangga dengan menyekutukan Allah dan membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah membunuhnya kecuali dengan alasan yang dibenarkan syara’. Hadits ini tercantum dalam Bukhari dan Muslim.

lmam Bukhari meriwayatkan hadits tidur Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Samurah bin Jundub. Dalam hadits itu disebutkan bahwa beliau SAW didatangi oleh malaikat Jibril dan Mikail. Beliau berkisah, “Kami berangkat pergi sehingga sampai di suatu tempat semisal ‘tannur’ bagian atasnya sempit sedangkan bagian bawahnya luas. Dari situ terdengar suara gaduh dan ribut-ribut. Kami menengoknya, ternyata di situ banyak laki-laki dan perempuan telanjang. Jika mereka dijilat api yang ada di bawahnya mereka melolong oleh panasnya yang dahsyat. Aku bertanya, ‘Wahai Jibril, siapakah mereka?’ Jibril menjawab, ‘Mereka adalah para pezina perempuan dan laki-laki. Itulah adzab bagi mereka sampai tibanya hari kiamat.” (Diriwayatkan Al-Bukhari, Ibnu Hibban, Ath-Thabrani, dan Ahmad, dalam hadist panjang dari Samurah). Semoga Allah SWT melimpahkan ampunan dan kesejahteraan batin bagi kita semua.

Tentang tafsir bahwa Jahannam itu ‘ia memiliki tujuh pintu‘ (Al-Hijr: 44), Atha’ berkata, “Pintu yang paling hebat panas dan sengatannya dan yang paling busuk baunya adalah pintu yang diperuntukkan bagi para pezina yang berzina setelah mereka tahu keharamannya.”

Makhul ad-Dimasyqiy berkata, “Para penghuni neraka mencium bau busuk berkata, “Kami belum pernah mencium bau yang Iebih busuk dari bau ini’. Dijelaskan kepada mereka, ‘ltulah bau kemaluan para pezina.”

Ibnu Zaid, salah seorang imam dalam bidang tafsir berkata, “Sesungguhnya bau kemaluan para pezina itu benar-benar menyiksa para penghuni neraka.

DI ANTARA sepuluh ayat yang diperintahkan oleh Allah kepada Musa as, “Janganlah kamu mencuri dan jangan pula berzina sehingga Aku menutup wajah-Ku darimu!” Jika ini merupakan khithab (kalimat) untuk Nabi Allah, Musa, lalu bagaimana dengan yang lainnya?

Nabi SAW telah menyampaikan bahwa Iblis menyebar para tentaranya ke muka bumi, berkata, “Siapa di antara kalian yang menyesatkan seorang muslim akan aku kenakan sebuah mahkota di kepalanya. Siapa yang paling besar fitnahnya paling dekatlah kedudukannya kepadaku. Salah satu tentaranya menghadap dan berkata, ‘Aku akan terus menggoda si fulan sampai ia mau menceraikan istrinya.’ Iblis berkata, ‘Aku tidak akan memberikan mahkota sebab pasti nanti ia menikah lagi dengan yang lain.’ Tentara yang lain menghadap dan berkata, ‘Aku akan terus menggoda si fulan sampai aku berhasil menanamkan permusuhan antara ia dan saudaranya.’ Iblis berkata, ‘Aku tidak akan memberikan mahkota sebab suatu saat ia pasti berdamai lagi.’ Tentara yang lain menghadap dan berkata, ‘Aku akan terus menggoda si fulan sampai ia berzina.’ Iblis berkata, ‘Wah, bagus sekali itu.’ Lalu Iblis mendekatkan tentaranya itu kepadanya dan meletakkan mahkota di atas kepalanya.” (Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dari jalur Ibrahim bin Al-Asy’ats (berkata), telah menceritakan kepada kami Fudhail bin Iyadh dari Atha’ bin Saib dari Abu Abdurrahman As-Sulami dari Abu Musa secara marfu’)

Kita berlindung kepada Allah dari keburukan setan dan tentara-tentaranya.

Dari Anas, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya iman itu ‘sirbal’, kain panjang yang dipakaikan oleh Allah kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Apabila seorang hamba berzina maka Allah mencabut sirbal itu darinya. Jika ia bertaubat, Dia akan mengembalikannya.” (Diriwayatkan Al-Baihaqi)

Diriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Wahai sekalian orang-orang Islam, takutlah kalian dari (melakukan) zina. Sungguh padanya ada enam ancaman; tiga di dunia dan tiga yang lain di akhirat. Yang di dunia adalah hilangnya kharisma wajah, pendeknya umur, dan kefakiran yang berkepanjangan. Adapun yang di akhirat adalah kemurkaan Allah tabaraka wa ta’ala, buruknya hisab, dan adzab neraka.” (Hadist lemah, diriwayatkan oleh Ibnu Adi, Al-Kharaithi, Ibnu Hibban, dan Abu Nu’aim)

Beliau juga bersabda:

“Barangsiapa mati dalam keadaan tidak berhenti minum arak, niscaya Allah ta’ala akan memberinya minum air sungai Ghuthah. Yaitu sungai di neraka yang bersumber dari kemaluan para pelacur (wanita-wanita pezina).” (Dhaif, diriwayatkan Ahmad, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim)

Begitulah, di neraka kelak akan mengalir dari kemaluan mereka nanah dan darah busuk lalu itu semua akan diminumkan kepada orang yang mati dalam keadaan’mushirr’, terus menerus dan tidak berhenti dari minum arak.

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada dosa setelah syirik yang lebih besar di sisi Allah daripada ‘setetes air’ yang dituangkan oleh seorang laki-laki ke kemaluan yang tidak dihalalkan baginya.” (Mursal Dhaif, diriwayatkan oleh Ibnul Jauzi dari jalur Ibnu Abi Dunya)

Rasulullah SAW juga bersabda, “Di Jahanam ada sebuah Iembah yang dipenuhi oleh ular berbisa. Ukurannya sebesar leher unta. Ular-ular itu akan mematuk orang yang meninggalkan shalat dan akan menggerogoti tubuhnya selama 70 tahun, lalu terkelupaslah daging-dagingnya. Di sana juga ada lembah yang namanya Jubb al-Huzn. la dipenuhi ular dan kalajengking. Ukuran kalajengkingnya sebesar bighal (peranakan kuda dan keledai). Ia memiliki 70 sengat. Masing-masing memiliki kantung bisa. Ia akan menyengat pezina dan memasukkan isi kantung bisanya ke dalam tubuh pezina itu. Ia akan merasakan pedih sakitnya selama 1000 tahun. Lalu terkelupaslah daging-dagingnya dan akan mengalir dari kemaluannya nanah dan darah busuk.” (Dhaif, diriwayatkan Ahmad dan Al-Haitsami)

Disebutkan pula bahwa barangsiapa berzina dengan seorang wanita yang telah bersuami, maka bagi mereka berdua setengah adzab umat ini di dalam kubur. Ketika hari kiamat, Allah akan memberikan kepada suaminya berupa  kebaikan istri (yang berzina) tersebut, apabila (perilaku zina istri itu) tanpa pengetahuan suaminya. Namun, apabila suaminya mengetahuinya dan mendiamkan saja, maka Allah mengharamkan bagi suami itu surga, karena Allah telah tuliskan (tetapkan) pada pintu surga itu, “Kamu haram bagi dayuts (yaitu laki-laki [suami] yang mengetahui perbuatan keji [zina] keluarganya, namun dia mendiamkan saja dan tidak menghiraukannya).”

Disebutkan pula bahwa barangsiapa meletakkan tangannya pada seorang wanita dengan disertai syahwat, pada hari kiamat nanti akan datang dengan tangan terbelenggu di leher. Jika ia menciumnya, kedua mulutnya akan digadaikan di neraka. Dan jika berzina dengannya, pahanya akan berbicara dan bersaksi pada hari kiamat nanti. la akan berkata, “Aku telah berbuat sesuatu yang haram.” Maka Allah memandangnya dengan pandangan murka. Pandangan Allah ini mengenai wajah orang itu dan ia pun mengingkarinya. la malah bertanya, “Apa yang telah aku lakukan?” Tiba-tiba seraya bersaksi lidahnya berkata, “Aku telah mengucapkan kata-kata yang haram.” Kedua tangannya bersaksi, “Aku telah memegang sesuatu yang haram.” Kedua matanya juga bersaksi, “Aku telah melihat yang diharamkan.” Kedua kakinya juga, “Aku telah berjalan menuju yang haram.” Kemaluannya berkata, “Aku telah melakukannya.” Malaikat penjaga berkata, “Aku telah mendengarnya.” Yang satu lagi berkata, “Aku telah melihatnya.” Akhirnya Allah berfirman, “Ada pun Aku telah mengetahui semuanya dan menutupinya.” Selanjutnya Allah berfirman, “Wahai para malaikat-Ku, bawa orang itu dan timpakan kepadanya adzab-Ku. Aku sudah teramat murka kepada seseorang yang tidak punya malu kepada-Ku.”

Riwayat ini sesuai dengan firman Allah dalam al-Qur’an surat An-Nur: 23: Pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.

Zina yang paling besar dosanya adalah berzina dengan ibu, saudara kandung, ibu tiri, dan semua wanita yang termasuk mahram. Hakim telah menyatakan keshahihan hadits yang berbunyi, “Barangsiapa berzina dengan wanita yang masih mahramnya maka bunuhlah ia.” (Diriwayatkan Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa’i, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ad-Darimi, Ibnu Hibban, Ath-Thabrani, Al-Hakim, Al-Baihaqi, Al-Kharaithi)

Sahabat Bara’ meriwayatkan bahwa pamannya (saudara ibu) telah diutus oleh Rasulullah SAW untuk menemui seseorang yang telah berzina dengan ibu tirinya. la diperintahkan untuk membunuhnya dan menjadikan hartanya sebagai ghanimah. (Sahih, diriwayatkan Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa’i, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ad-Darimi, Ibnu Hibban, Ath-Thabrani, Al-Hakim, Al-Baihaqi, dan Al-Kharaithi)

Kita memohon kepada Allah yang Maha Pemberi agar mengampuni semua dosa kita. Sesungguhnya Dia Maha Pemurah lagi Maha Mulia.*

Dipetik dari tulisan Imam Adz-Dzahabi dari buku Dosa-dosa Besar.

Related Posts

Bentuk Siksaan Allah SWT Bagi Pezina
4/ 5
Oleh